Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Tutor Sebaya

Tutor sebaya terdiri dari dua kata yaitu tutor dan sebaya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, tutor didefinisikan orang yang memberikan pelajaran (membimbing) kepada seorang atau sejumlah kecil siswa, sedangkan sebaya yaitu sama atau hampir sama umur.
Menurut Mukhtar dan Rosmini (2001), tutor sebaya adalah kegiatan bantuan perbaikan yang diberikan oleh teman-teman sekelas kapada siswa yang mengalami kesulitan belajar, selanjutnya Ischak dan Warji (1987 dalam Suherman dkk., 2003), mengemukakan bahwa tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Menurut Irma (2005 dalam Widodo. L 2005) metode tutor sebaya adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi, sehingga siswa yang kurang berprestasi dapat mengatasi ketertinggalannya.
Tutor sebaya tidak harus merupakan siswa yang paling pandai di kelas, tetapi tentunya siswa tersebut sudah mastery (menguasai) bahan atau materi pelajaran yang akan ditutorkan. Hal senada dikemukakan Djamarah dan Aswan (1996), bahwa untuk menentukan siapa yang dijadikan tutor, diperlukan pertimbangan-pertimbangan tersendiri. Seorang tutor belum tentu siswa yang paling pintar; yang paling penting diperhatikan yang menjadi tutor tersebut adalah :
a.Dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya.
b.Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
c.Mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.
d.Dapat menerangkan bahan atau materi perbaikan yang diperlukan siswa yang menerima program perbaikan.
Fungsi tutor di sini hanya membantu guru dalam melaksanakan kegiatan perbaikan bagi siswa yang memerlukan. Artinya, pelaksana utama kegiatan perbaikan ini tetaplah guru itu sendiri, dan guru bertanggungjawab terhadap materi pelajaran yang dipelajari.
Tutor membantu temannya yang mengalami kesulitan berdasarkan petunjuk dari guru. Tutor berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru. Dengan tutor ini diharapkan adanya hubungan yang lebih dekat dan akrap dengan teman sekelasnya. Tutor sebaya kegiatannya merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar, juga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
Menurut Djamarah dan Aswan (1995), ada beberapa manfaat dari kegiatan tutoring yaitu :
a.Ada kalanya hasilnya lebih baik bagi berapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya.
b.Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas.
c.Bagi tutor, merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengembang suatu tugas untuk melatih kesabaran.
d.Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga melatih mempertebal perasaan sosial